Kamis, 21 Juni 2012

bahasa : penting dalam pembelajaran

          belajar merupakan sebuah proses yang akan terus berlangsung selama kita mau. belajar bisa dalam konteks apapun. dan kali ini aku cukup tertarik dari buku totochan serta beberapa film pendidikan dan aku belajar darinya seperti taree zamen paar dan helen keller. dari beberapa hal yang ku pelajari aku menyimpulkan bahwa ketika setiap kita belajar, kita membutuhkan sebuah bahasa. bahasa yang mana setiap orang memahami bahasa itu dengan sudut pandang berbeda. sulit memang ketika kita harus menyesuaikan bahasa  setiap orang dalam belajar. tetapi di sanalah seninya. 
          banyak orang beranggapan bahwa ketika seorang guru mentransfer ilmunya kepada murid-muridnya dengan bahasa yang tidak dipahami oleh murid tersebut, maka murid itu dicap bodoh. bisa jadi sang murid tidak sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh gurunya. bahkan saat Helen Keller buta dan tidak mampu berbicara (asumsikan bahwa ia orang yang tidak tau apapun yang disentuhnya) pada akhirnya bisa menjadi orang yang dapat melihat dunia dengan caranya karena mendapat sentuhan pengajaran dari gurunya.
            begitu pun dengan Totochan. ia belajar dengan caranya. rasa ingin tahunya memaksanya untuk doing something. orang-orang di sekelilingnya menganggap ia nakal karena mereka tidaklah paham dengan apa yang dilakukan Totochan. tetapi orang tua dan kepala sekolah Tomoe Gakkoen memiliki cara (baca bahasa) untuk memahaminya. 
       jadi bahasa baik lisan, tulisan, bahasa tubuh merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam hal pengajaran. sesungguhnya tidak hanya belajar tetapi bergaul pun kita memiliki bahasa. karena bahasa kita memiliki banyak cerita, cinta, persahabatan dan lainnya. hehhehe
::::: konklusi yang agaknya kurang nyambung. but it's okay hhehehe

Rabu, 13 Juni 2012

Jumat yang sensasional hhahaha


Hari Jum’at yang cukup istimewa menurutku. Hari ini full dengan rutinitas yang sangat melegakan tenggorokan yang seakan terhimpit dan sulit bernafas. Beberapa kejadian yang sangat diluar dugaan dan juga beberapa hal merupakan perbaikan dari beberapa kesalahan sebelumnya.
                Jujur saja beberapa waktu lalu aku sempat dirundung sebuah penyakit hati yang populer akhir-akhir ini. Galau. Ya, penyakit  yang cukup membutakan hati dan pikiran yang berdampak kepada psikis dan menggiring pada perilaku malas. Hah. Tetapi itu cerita lama. Cerita minggu lalu, sedangkan ini cerita minggu ini. Aku pun berkata pada mikroba virus galau, “good bye. Dan aku akan memperkuat pasukan antibodiku untuk menghadang kalian.. hhahahaha” begitulah kira-kira yang bisa ku gambarkan dalam setiap seringai yang tersungging di bibirku. Ohoho sok puitis dan melankolis.
                Baiklah akan ku ceritakan sekelumit episode hari ini k arena akan panjang jika ku tuliskan semuanya. Hhehehe. Ceritanya dimulai dari pagi hari. Sekitar pukul 10.00 waktu Indonesia bagian Widoro (widoro itu tempat tinggalku sekarang,, hho) aku mendapat sms aksi dan lobi (mmm,, mungkin bisa dikatakan bukan lobi juga ding,, soalnya sekeras apapun aku menolak itu tetaplah telah menjadi keputusan final) di mana aku harus menduduki jabatan sedikit lebih keren daripada staff. Tetapi itu tidaklah penting untukku. Karena yang ku pahami dalam organisasi bukanlah sebuah tempat untuk ajang unjuk gigi dan pamer kekuasaan. Yang terpikir di otakku hanyalah aku mendapat amanah yang cukup menohok jantungku pagi tadi. Sesuatu yang sudah menakutkan saat ku bayangkan dulu. But it’s okay. Kalau diumpamakan kaki kananku sudah masuk ke dalam perahu, tinggallah kaki kiriku yang harus mengikutinya.
                Lalu hal kedua yang cukup mengejutkan. Sebetulnya harusnya ini kali kedua aku ikut aksi. Emang dasarnya aku ini mahasiswa yang cukup katrok dan ndeso (soalnya kemarin-kemarin ga pernah mau ikut aksi gara-gara alasan politik :p) yang mengkambing hitamkan persoalan akademis buat ga mau tau urusan “gitu-gituan” hhehe. Jangan ditiru ya J. Akhirnya ku bulatkan tekad untuk ikut aksi bersama Bitoh. Perlu diketahui oleh kawan-kawan, dia ini kader yang cukup aktiv dan dengan sukarela menawarkan diri untuk terjun di lapangan ketika ada aksi (jozz buat bitoh hhaha). Namun, sayang disayang aksinya gagal karena kami kekurangan massa. Hempt. Lalu kami pun perlahan mundur teratur  L   . setelah itu pun kami menyantap mie ayam jamur. Dan jujur saja ini pertama kalinya aku memakan menu ini. Tapi rasanya enak dan cukup untuk mengganjal perut.
                Setelah itu aku rapat HMPS. Tak ada yang terlalu spesial dalam rapat ini. Hanya saja aku cukup senang karena aku kini mulai memahami karakter kawan-kawan dan ranah kerja seperti apa yang mungkin tebangun. Nah setelah serius berkutat dengan yang namanya organisasi aku pun melanjutkan perjalanan hari ini dengan mengamini agenda kelas yang sudah disusun kawan-kawanku. Jalan-jalan. Yup, jalan-jalan kali ini cukup spesial karena kami melakukannya malam hari. dan ini adalah pertama kalinya aku pergi jalan-jalan pada malam hari. hemmm,, cukup mengasyikkan dan sangat mmmmm,, sulit buat mengekspresikannya dalam satu kata hehhe.
                Kepergian aku dan teman sekelas (meski tidak semuanya) ditambah gondes pinot dan wenny, diawali dengan rasa lapar yang terangat sangat. Akhirnya kami memutuskan untuk makan terlebih dulu. Awalnya kami tidak mau untuk makan di alun-alun selatan karena faktor mahalnya jajanan di sana. Akan tetapi kami begitu bingung mesti makan di mana toh pada akhirnya kami tetap saja makan di sana. Ckckckcck bisa dikatakan kami tidaklah konsisten hhahaha. Tak apalah. Sesekali  nguras kocek cukup dalam karena ini akhir bulan. Maklum kami mahasiswa yang punya banyak kebutuhan. Wkwkwkwk. Harga di sana bisa dua kali lipatnya bo. Hempt.
                Setelah kami puas mengisi perut kami, kami memenuhi hasrat kenarsisan kami di depan kamera. Berfoto dengan anak-anak kecil pemilik warung kaki lima di sana. Aku ingat satu anak dengan postur kecil imut dengan kepalanya yang botak. Ridho namanya. Anak yang aktiv bergerak. Suka berlarian dan selalu punya aktivitas. Haah benar-benar kepolosan anak yang begitu tulus. Hihihi. Lalu kami hunting foto di dekat pohon beringin. Foto-foto narsis yang tak ada duanya (tentu saja versi kami :p).
                Puas dengan foto, kemudian langkah kaki kami terhenti untuk melakukan keisengan jalan lurus di antara pohon beringin. Mungkin bagi sebagian orang beranggapan harusnya kami tidak melakukan hal tersebut karena kami yang dianggap “jilbaber” (sebutan bagi orang-orang yang berkerudung lebar) tak sepantasnya melakukan hal tersebut karena itu bisa menjadi pandangan negatif bagi orang-orang yang melihat kami melakukan hal tersebut. Seolah kami memberikan teladan yang buruk. Yah, maaf saja mungkin kami khilaf. Sebenarnya kami tidaklah bermaksud demikian. Kami hanya ingin membuktikan perkataan salah satu kawan kami yang mengaku bisa berjalan tepat di antara kedua beringin tersebut yang pada intinya menurut ku adalah pentingnya konsentrasi dan kesungguhan untuk melewati segala hambatan. Jika berbicara tentang syariat, saya bukanlah ahlinya. Satu hal yang saya pahami setiap orang diperintahkan oleh Allah untuk berdakwah. Bukan hanya para jilbaber ataupun para congklangers (istilah saya sendiri untuk menyebut para ikhwan yang suka pakai celana congklang) yang mesti berdakwah tetapi semua umat islam. Tetapi ada satu hal yang penting adalah berKHUSNUDZANlah. Maka hidup ini akan terasa lebih indah. Waspadalah. Waspadalah. Hehehehe J
Kenangan bulan Mei
Baru di publish setelah sekian minggu